Potensi pariwisata Indonesia masih sangat
besar jika dibandingkan dengan negara lain. Indonesia yang merupakan negara
kepulauan dengan berbagai macam adat istiadat,
bahasa, agama, suku, alam, pantai dan lainnya, seharusnya segera menata ulang
pemanfaatan objek dan instrumen wisatanya. Kecenderungan kepariwisataan di Indonesia
bila dikaji masih terbatas pada dominasi wilayah dan tempat tertentu, atau
masih tersentralisir ‘wah-nya’. Semisal di tahun 2008 awal saya
menginjakan kaki di Pulau Dewata, Bali, hingga meninggalkannya di pertengahan
tahun 2010 setelah melakukan interaksi dan komunikasi dengan berbagai macan
turis mancanegara ternyata masih banyak wisatawan yang hanya mengenal Bali saja,
bahkan tempat-tempat objek wisata wilayah lainnya dibandingkan Bali tak kalah
indah dan luar biasa potensi alam, budaya, sejarah, suku, dan adat istiadatnya kurang begitu populer di mata manacanegara; tengok saja upamanya, Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat, tujuan penyelam-penyelam
yang tertarik akan keindahan alam bawah lautnya. Pulau Komodo, Nusa
Tenggara Timur (NTT), merupakan habitat satwa komodo (varanus Komodoensis yaitu
reptil purba satu-satunya yang tersisa di Bumi. Gunung Anak Krakatau,
Jawa Barat, adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat
Sunda, antara pulau Jawa dan Sumatra. Pernah meletus tahun 1883 menewaskan
sekitar 36.000 jiwa. Borobudur peninggalan dinasti Sailendra, Budha, dan Prambanan peninggalan dinasti Sanjaya, Hindu, yang terletak di
Jogjakarta. Gunung Rinjani, NTB, menyimpan
panorama alam yang paling indah, antara Juni-Agustus banyak dikunjungi pecinta
alam baik lokal maupun manca negara. Taman Laut Bunaken, Sulawesi Utara,
memiliki 20 dive spot dengan kedalaman bervariasi. Danau Toba, Sumatra
Utara, di tengah danau itu terdapat sebuah pulau vulkanik bernama pulau Samosir. Wisata Bromo, Jawa Timur, merupakan salah satu gunung yang masih aktif
di Jawa Timur dan tempat menarik lainnya. Walaupun, tempat-tempat di atas pun
merupakan salah satu kunjungan wisatawan lokal dan manacanegara, selain Bali;
dengan kunjungan wisatawanya yang paling banyak di Indonesia dibanding
tempat-tempat lainnya. Kesohoran bali masih merajai.
Kunci kesohoran Bali selain wisata alam dan budayanya – bila dibandingkan dengan tempat lainnya di atas saya rasa Bali kalah indah – adalah kenyamanan, cost murah/bersahabat dan keamanan.
Ya, yaman, turis merasa mereka ada di rumahnya
sendiri, sebagaimana sering saya mendengar turis Australia menganggap Bali adalah
second home, rumah ke duanya. Rumah nyaman membuat penghuninya semakin
betah tinggal.
Cost murah/bersahabat, rata-rata tempat wisata
di indonesia murah, termasuk di Bali. Sebagaimana hasil penelitian Visa,
berjudul Global Travel Intentions Study (2013). Kunjungan wisatawan dari
Malaysia (22 persen), Singapura (21 persen), dan Australia (20 persen). Alasannya
biaya wisata di negeri ini sesuai dengan anggaran liburan dan pengeluaran
mereka jauh lebih sedikit. Walaupun, hasil penelitian Visa di atas melingkupi
wilayah tujuan wisata secara ke seluruhan di Indonesia, tapi hasil dari dialog
saya pribadi dengan berbagai macam turis di sana, terutama dari Australia dan
Jepang, selalu mengatakan Bali murah, bahkan sebagaimana ungkapan turis dari Australia,
lebih baik berlibur ke Bali dari pada berlibut ke wilayah bagian Australia
lainnya, tetap saja biayanya mahal (misal, dari Perth ke Sydney).
Bila dibandingkan dengan tingkat keamanan
tempat-tempat wisata lainnya yang tersebar di Indonesia, Bali adalah tempat
yang aman bagi turis. Dan faktor ini dijaga konsisten oleh seluruh elemen
masyarakat asli Bali dan pendatang dari daerah-daerah lain yang tinggal di Bali.
Tentunya selain keseriusan pemerintah
daerah dalam mengelola pariwisata di Bali, yang merupakan sumber pemasukan kas
daerah utama di pulau yang berpenduduk sekitar 4 juta itu.
Karena potensi pariwisata adalah ladang bisnis
jasa yang bisa mendulang rupiah, dan memberikan kesempatan kerja bagi
penduduk setempat, bahkan sektor pariwisata adalah kontributor terbesar
penyumbang devisa negara. Pemerataan pemanfaatan potensi objek wisata di Indonesia
harus terus digalakkan dan diberdayakan oleh semua elemen terkait.