Pelajaran yang patut kita renungi
adalah belajar dari ‘segengam sapu lidi’ yang biasa ibu-ibu di kampung gunakan
sebagai pembersih halaman rumah atau kotoran yang mengotori lingkungan mereka. Sangat
mudah mendapatkan sabu lidi ini, kita tinggal pergi ke warung atau pasar, hanya
seharga sekitar 10 ribu rupiah lebih, kita bisa mendapatkan sapu lidi. Yang
perlu kita renungi adalah
filosofi lidi yang mampu memberikan manfaat bagi atmosfir bisnis yang saling memperkuat satu-sama lainnya.
Esensi sapu lidi yang biasa digunakan
untuk menyapu itu akan tiada artinya, jika keberdaannya bercerai-berai, tidak
menyatu dalam kumpulan layaknya sapu lidi. Satu batang lidi mana mungkin bisa
dengan cepat dan efektif membersihkan sampah, jika satu sama lainnya tidak
menjadi kumpulan lidi-lidi yang terikat kuat oleh pengikat tertentu, sehingga
mudah digenggam tangan manusia untuk menyapu. Dengan keberadaan lidi-lidi yang
berkumpul menjadi kumpulan tertentu, dan oleh manusia disebut sapu lidi dan
digunakan untuk membersihkan kotoran atau sampah, akhirnya lidi-lidi tersebut
memiliki dampak dan kekuatan yang mampu menjadi rujukan manusia ketika
membersihkan sampah organik dan non-organik.
Kebersatuan dari filosofi sapu lidi
tak ubahnya anologi kekuatan sebuah bangunan yang satu sama lainnya memperkuat,
sebagaimana Sabda Nabi Muhammad Saw: “Al-Mukminuna
Lil Mukminina Kal Bunyan Ya Syuddu Badhohu Badhon” bahwa hubungan seorang
mukmin satu dengan yang lainnya, tak ubahnya ‘bangunan’ antara satu dengan yang
lainnya saling memperkuat. Maknanya, Bangunan bisa memberikan manfaat bagi
manusia jika bangunan itu satu sama lainnya saling mengisi dan memperkuat akan
tegaknya sebuah bangunan. Sehingga, dari bangunan itu manusia bisa
mempergunakannya sebagai hunian rumah yang mampu menanunginya dari panas dan dingin.
Maka kaitan antara lidi dan bengunan
tersebut menempatkan kita pada ruang pemikiran jernih bahwa manusia harus
bersatu bila ingin mendapatkan hasil atau target dari suatu kemanfaatan. Terutama
dalam setiap organisasi kehidupan yang menuntut kerja sama, tak ubahnya
perusahaan bisnis.
Filosofi kebersatuan lidi dan saling
memperkuatnya suatu bangunan menyimpan pelajaran yang berarti. Yang perlu
dicatat bahwa dalam berbisnis keterlibatan team-work sangat besar pengaruhnya, sehingga
pemahaman analogi lidi dan bangunan itu merupakan bahan rujukan inspiratif yang
perlu diterapkan dalam bisnis. Bersatu dan saling memahami satu sama lainnya,
merupakan kekuatan yang pastinya memiliki dampak yang sangat besar bagi capaian
sebuah hasil atau pun target.
Karena, lidi hanya tinggal lidi jika
tidak terikat dalam kumpulan lidi yang mampu membentuk bentuk dan kekuatan ‘sapu
lidi’, dan bangunan hanya tinggal bangunan bila satu sama lainnya enggan
memperkuat, sehingga entintas kekuatan dan kemanfaaatnya menempatkan lidi dan
bangunan menjadi sapu lidi yang bermanfaat dan bangunan yang memperkuat satu sama
lainnya.
Baca juga artikel: Belajar Mengelola Perusahaan Dari Sebuah Team Sepak Bola
Baca juga artikel: Belajar Mengelola Perusahaan Dari Sebuah Team Sepak Bola
Tidak ada komentar:
Posting Komentar