Mengulas motto jitu menjalankan bisnis ala pebisnis yang sudah teruju buktinya adalah
satu hal yang menarik dan akan terus dikaji, karena motto jitu itu berangkat dari
proses panjang yang melibatkan praktek jatuh-bangun membangun sebuah bisnis. Sepantasnyalah
bagi kalangan pemula, motto jitu itu bisa menjadi sumber flagiasi yang
patut dicontoh dan dipraktekkan.
Salah
satunya sebagaimana yang diaplikasikan oleh Supriyadi, bos PT Noorel. Melalui empat
motto prinsip bisnisnya, Supriyadi yakin hal inilah yang menjadi ruh pelecut
bisnisnya bisa menorehkan kesuksesan.
Pertama,
“merencanakan apa yang akan dilaksanakan dan melaksanakan apa yang sudah
direncanakan”.
Merujuk
pada istilah bahasa Inggris: Planning. Istilah yang sudah bukan rahasia umum
lagi. Hampir menjadi menu istimewa kalangan motivator. Mengapa? Karena,
planning adalah kunci pembuka dalam menggapai tujuan. Yang buah hasilnya
setelah kita bisa mengoptimalkan kunci tersebut dengan penuh keyakinan dan
pantang menyerah.
Tanpa
planning yang terkonsep dengan baik, jangan harap langkah bisnis kita akan
berjalan sesuai rencana.
Namun,
planning jangan hanya tinggal planning yang mengendap dalam corat-coret kertas
semata, tapi perlu aplikasi nyata. Oleh sebab itu, setelah konsep planning
bisnis yang kita susun sudah matang, segera kita laksanakan, jangan
ditunda-tunda lagi. Agar, optimalisasi kunci bisnis ini dapat segera dibuktikan
hasil nyatanya.
Kedua,
“melayani dengan sepenuh hati dan bertanggung jawab”.
Motto
kedua ini melibatkan internal diri seorang pebisnis dan seluruh organ-organ di perusahaan
dalam mengaplikasikan konsep rencananya. Targetnya jelas memohok pada objek
sasaran, yaitu tujuan kepuasan penerimaan konsumen terhadap produk bisnis, baik
itu dalam bentuk barang dan jasa. Langkah konkritnya berupa metode pelayanan
dengan sepenuh hati pada konsumen, motto ini korelasinya seirama dengan prinsip bisnis Adhi Tirtawisata bahwa konsumen atau klien adalah raja.
Pelayanan
pada konsumen harus diimbangi dengan rasa ranggung jawab yang tinggi. Istilah
ini sejalan dengan ungkapan: “berani melayani = berbuat, berarti berani
bertanggung jawab. Pasalnya, Jalinan bisnis dengan konsumen, impact positif dan
negatif adalah keniscayaan, terutama hal negatif, harus berani bertanggung
jawab menanggung resiko yang diterima, dan menerapkan langkah solutif sebagai
upaya menerapkan rasa tanggung jawab tersebut. Agar citra bisnis yang kita
miliki memberikan image positif.
Ketiga,
“tidak pernah ada jawaban tidak bisa”.
Jangan
pernah katakan tidak bisa ketika peluang bisnis sudah di depan mata, asalkan
tidak keluar dari jalur bisnis yang selama ini kita geluti, sikat saja. Tapi,
yang perlu diperhatikan, apapun itu permintaan dari konsumen harus kita
lakukan, walaupun kita tidak ada pemikiran dan pengalaman sebelumnya.
Terpenting, inti dari permintaan konsumen bisa kita fahami, masalah prosedur
teknis selanjutnya kita tinggal hunting mencarinya dengan cara bertanya kepada
pihak yang sudah berpengalaman.
Asal
ada kemauan pasti ada jalan...
Sedangkan,
bagi karyawan (bawahan) adalah kalimat wajib diucapkan kepada bos (atasan).
Seorang bawahan harus menghindari jawaban dan ucapan tidak bisa, sehingga bila
merasa kurang faham salah satu sisi atau bagian dari tugas kerja tersebut, bisa
tanyakan saja pada teman-teman di kantor atau orang lain yang sudah mengerti
maksud dan tujuannya, cara atau metodenya.
Keempat,
“bekerja dengan cepat dan tepat”.
Tentunya,
setiap pekerjaan yang kita kerjakan menginginkan hasil yang cepat dan tepat. Cepat
dalam arti, pekerjaan tersebut selesai sebelum waktu death line perjanjian
dengan konsumen. Taraf kecepataan ini pun harus linier dengan ketepatan target
dan sasaran. Jangan hanya bermodal cepat saja, tapi ketepatan pada sasaran dan
tujuan malah ditanggalkan. Karena, realita aktivitas bisnis modern menuntut hal
demikian, demi meminimalisir penghamburan waktu, dan larinya konsumen ke lain
kompetitor.
Dalam
struktur organisasi perusahaan, interaksi antara atasan dan bawahan, terjalin
interaksi top-down yang penuh tuntutan kecepatan dan ketepatan dalam
menyelesaikan pekerjaan. Sepenuhnya, tuntutan ini ada di pihak bawahan, maka
pressure cepat-tepat dalam bekerja harus terpatri kuat dalam jiwa bawahan, demi
melayani tuntutan bisnis atasan pada konsumen.
Catatan:
keempat motto Supriyadi, bos PT Noorel, saya peroleh dari sumber pemberitaan majalah
excellent, melalui alamat situs Web, www.majalahexcellent.com
Kemudian
saya tafsiri masing-masing motto bisnis Supriyadi berdasarkan pengalaman olah
pikiran pribadi saya sendiri. Dan semoga tulisan ini menginspirasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar