Rabu, 11 Juni 2014

Motto Bisnis Supriyadi, Bos PT Noorel


Mengulas motto jitu menjalankan bisnis ala pebisnis yang sudah teruju buktinya adalah satu hal yang menarik dan akan terus dikaji, karena motto jitu itu berangkat dari proses panjang yang melibatkan praktek jatuh-bangun membangun sebuah bisnis. Sepantasnyalah bagi kalangan pemula, motto jitu itu bisa menjadi sumber flagiasi yang patut dicontoh dan dipraktekkan.

Salah satunya sebagaimana yang diaplikasikan oleh Supriyadi, bos PT Noorel. Melalui empat motto prinsip bisnisnya, Supriyadi yakin hal inilah yang menjadi ruh pelecut bisnisnya bisa menorehkan kesuksesan.

Pertama, “merencanakan apa yang akan dilaksanakan dan melaksanakan apa yang sudah direncanakan”. 

Merujuk pada istilah bahasa Inggris: Planning. Istilah yang sudah bukan rahasia umum lagi. Hampir menjadi menu istimewa kalangan motivator. Mengapa? Karena, planning adalah kunci pembuka dalam menggapai tujuan. Yang buah hasilnya setelah kita bisa mengoptimalkan kunci tersebut dengan penuh keyakinan dan pantang menyerah. 

Tanpa planning yang terkonsep dengan baik, jangan harap langkah bisnis kita akan berjalan sesuai rencana. 

Namun, planning jangan hanya tinggal planning yang mengendap dalam corat-coret kertas semata, tapi perlu aplikasi nyata. Oleh sebab itu, setelah konsep planning bisnis yang kita susun sudah matang, segera kita laksanakan, jangan ditunda-tunda lagi. Agar, optimalisasi kunci bisnis ini dapat segera dibuktikan hasil nyatanya.  

Kedua, “melayani dengan sepenuh hati dan bertanggung jawab”.

Motto kedua ini melibatkan internal diri seorang pebisnis dan seluruh organ-organ di perusahaan dalam mengaplikasikan konsep rencananya. Targetnya jelas memohok pada objek sasaran, yaitu tujuan kepuasan penerimaan konsumen terhadap produk bisnis, baik itu dalam bentuk barang dan jasa. Langkah konkritnya berupa metode pelayanan dengan sepenuh hati pada konsumen, motto ini korelasinya seirama dengan prinsip bisnis Adhi Tirtawisata bahwa konsumen atau klien adalah raja.

Pelayanan pada konsumen harus diimbangi dengan rasa ranggung jawab yang tinggi. Istilah ini sejalan dengan ungkapan: “berani melayani = berbuat, berarti berani bertanggung jawab. Pasalnya, Jalinan bisnis dengan konsumen, impact positif dan negatif adalah keniscayaan, terutama hal negatif, harus berani bertanggung jawab menanggung resiko yang diterima, dan menerapkan langkah solutif sebagai upaya menerapkan rasa tanggung jawab tersebut. Agar citra bisnis yang kita miliki memberikan image positif.

Ketiga, “tidak pernah ada jawaban tidak bisa”.

Jangan pernah katakan tidak bisa ketika peluang bisnis sudah di depan mata, asalkan tidak keluar dari jalur bisnis yang selama ini kita geluti, sikat saja. Tapi, yang perlu diperhatikan, apapun itu permintaan dari konsumen harus kita lakukan, walaupun kita tidak ada pemikiran dan pengalaman sebelumnya. Terpenting, inti dari permintaan konsumen bisa kita fahami, masalah prosedur teknis selanjutnya kita tinggal hunting mencarinya dengan cara bertanya kepada pihak yang sudah berpengalaman.

Asal ada kemauan pasti ada jalan...

Sedangkan, bagi karyawan (bawahan) adalah kalimat wajib diucapkan kepada bos (atasan). Seorang bawahan harus menghindari jawaban dan ucapan tidak bisa, sehingga bila merasa kurang faham salah satu sisi atau bagian dari tugas kerja tersebut, bisa tanyakan saja pada teman-teman di kantor atau orang lain yang sudah mengerti maksud dan tujuannya, cara atau metodenya.

Keempat, “bekerja dengan cepat dan tepat”.

Tentunya, setiap pekerjaan yang kita kerjakan menginginkan hasil yang cepat dan tepat. Cepat dalam arti, pekerjaan tersebut selesai sebelum waktu death line perjanjian dengan konsumen. Taraf kecepataan ini pun harus linier dengan ketepatan target dan sasaran. Jangan hanya bermodal cepat saja, tapi ketepatan pada sasaran dan tujuan malah ditanggalkan. Karena, realita aktivitas bisnis modern menuntut hal demikian, demi meminimalisir penghamburan waktu, dan larinya konsumen ke lain kompetitor.

Dalam struktur organisasi perusahaan, interaksi antara atasan dan bawahan, terjalin interaksi top-down yang penuh tuntutan kecepatan dan ketepatan dalam menyelesaikan pekerjaan. Sepenuhnya, tuntutan ini ada di pihak bawahan, maka pressure cepat-tepat dalam bekerja harus terpatri kuat dalam jiwa bawahan, demi melayani tuntutan bisnis atasan pada konsumen.

Catatan: keempat motto Supriyadi, bos PT Noorel, saya peroleh dari sumber pemberitaan majalah excellent, melalui alamat situs Web, www.majalahexcellent.com

Kemudian saya tafsiri masing-masing motto bisnis Supriyadi berdasarkan pengalaman olah pikiran pribadi saya sendiri. Dan semoga tulisan ini menginspirasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar