Sabtu, 26 Juli 2014

Manfaat Sifat Jujur Dalam Bisnis Dan Kejujuran Bisnis Nabi Muhammad Saw


Kunci utama untuk menjadi seorang pebisnis fenomenal adalah kejujuran. Pondasi kejujuran akan menciptakan kelanggengan bisnis. Bukankah hal ini selalu diidam-idamkan oleh pebisnis? Tentunya bila ingin membentuk budaya ini, kejujuran merupakan harga mati yang perlu kita terapkan dalam berbisnis.

Terutama bisnis yang melibatkan jalinan kemitraan, pastinya hal mendasar yang diperlukan terletak bagaimana satu sama lainnya membangun budaya jujur. Budaya jujur ini tidak hanya tersekat dalam hubungannya pada karakter psikologis individu manusia. Tapi cakupan jujur disini mencakup wilayah pendukung strategis bisnis lainnya yang satu sama lainnya memiliki hubungan erat. Seperti jujur pada waktu, jujur pada pemanfaatan infastruktur operasional dan lainnya.

Memaknai jujur ini sangat mudah untuk diulas, tapi sulit untuk dipraktekkan, namun manfaat budaya jujur ini sangat besar bagi kehidupan. Pola komunikasi bisnis tanpa ada kejujuran hanya akan menghasilkan ketaklanggengan; bisnis hanya bersifat sementara. Namun kesepakatan jalinan berbisnis bukan seperti hal tersebut. Aspek berbisnis selalu melibatkan orang lain, yang satu sama lainnya memiliki tujuan untuk menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran bersama. Sedangkan untung itu hanya feedback semata, karena memang sedang menjalankan bisnis. Terpenting bagaimana bisnis bisa berjalan-berkelanjutan. 

Efek domino jujur ini akan menciptakan hubungan harmonis dan kekeluargaan. Hubungan yang telah menafikan rasa ragu dan tidak percaya. Sesama mitra bisnis saling menaruh kepercayaan, sehingga apapun yang terjadi baik itu positif dan negatif, satu sama lainnya sudah saling mengerti. Karena terikat oleh rasa kekeluargaan yang satu sama lainnya saling mendukung dan memberi masukan.

Dalam kaitannya dengan konsumen. Kualitas produk barang dan jasa yang dijual di pasar merupakan persyaratan utama dalam menjaring konsumen, selain tentunya sifat jujur seller sendiri dalam memasarkan produk tersebut sesuai dengan kualitasnya. Berterus terang saja bila produk tersebut tidak berkualitas. Agar nantinya bila kejujuran dalam proses bisnis ini diterapkan, konsumen tidak kecewa dan bisa menjadi pelanggan setia.


Sifat Jujur Nabi Muhammad Saw Dalam Bisnis

Konteks jujur dalam berbisnis pernah disinggung dalam sejarah peradaban manusia. Sepatutnya melalui contoh Nabi Muhammad Saw mengindikasikan bahwa praktek jujur merupakan modal non-materi utama berbisnis. Sebagaimana dikisahkan bahwa Nabi Muhammad Saw sebelum diangkat menjadi Rosul beliau sudah terkenal dengan julukan al-Amin (orang yang terpercaya), hingga sifat mulia Nabi ini menghantarkan pada sosok wanita mulia dan saudagar kaya, Siti Khodijah. Yang saat itu memberikan kepercayaan pada Nabi untuk mengemban misi dagang ke luar kota Makkah. Setiap transaksi bisnis yang Nabi lakukan ternyata memberikan hasil yang sangat menguntungkan. Melihat keuntungan bisnisnya Nabi ini membuat Siti Khodijah diliputi rasa penasaran dan takjub. Hingga menyebabkan Siti Khodijah bertanya pada salah satu anak buahnya, yang saban hari mendampingi Nabi ketika berbisnis. Melalui informasi anak buahnya itu, katanya, Nabi selalu menjual produk barang dagangannya sesuai dengan modal awal dan akan memaparkan kualitas produk dagangannya. Mendengar penuturan anak buahnya kontan segudang pertanyaan menghinggapi pikiran Siti Khodijah. Karena dalam logika bisnis: mana mungkin transaksi bisnis yang seharusnya mencari keuntungan malah produk dagangan dijual sesuai dengan modal, namun tetap memberikan keuntungan?

Itulah sosok tercinta Nabi Muhammad Saw dalam menjalankan bisnis, kejujurannya mengoyak-ngoyak batas pemahaman rasional bisnis. Dan saya pun awal mendengar kisah-kisah bisnis Nabi ini pun diliputi segudang pertanyaan, mana mungkin?

Tapi, setelah melakukan diskusi dengan berberapa teman melalui pendekatan sumber kesejarahaan dan informasi orang-orang yang cinta pada wilayah esoterik keilmuan islam. Pada dasarnya Nabi memiliki motode unik, yakni sifat jujur. Karena setiap Nabi berbisnis, produk yang Nabi jual akan dijelaskan berapa modalnya dan kualitasnya pada konsumen, sehingga membuat konsumen tahu modal dan kualitas produk yang Nabi jual. Ternyata, ini adalah metode berbisnis ampuh berlandaskan pendekatan hati, bukan rasio. Artinya dengan konsumen tahu modal produk yang dijual, secara otomatis hati kecilnya akan menciptakan kesimpulan, bahwa sosok pebisnis yang sedang dihadapinya memiliki kejujuran, yang tentunya ‘sifat jujur yang diparktekkan Nabi’ adalah barang langka dalam berbisnis, bahkan bisa saya katakan tidak ada. Lalu, menyebabkan hati konsumen akan berbodong-bondong membeli produk itu, secara otomotis hati mereka akan tergerak untuk menyisihkan keuntungan dari inisiatif hati yang paling dalam. Ikhlas membeli sebuah produk dan ikhlas memberikan untung.

Semoga menjadi bahan perenungan…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar