Populasi umat muslim
Indonesia dalam percaturan dunia sangat
diperhitungkan, ditunjang dengan iklim budaya penerapan
dan pelaksanaan ajaran Islam yang heterogen, Islam di Indonesia bukan layaknya
Islam di Arab. Tapi, Islam di Indonesia adalah Islam yang khas. Kenyataaan ini,
bukan berarti berbeda dalam konteks esensi ajarannya, tapi perbedaan terletak
pada penerapannya dalam kehidupan, yang telah terjadi proses asimilasi dan
akulturasi antara budaya sebelum Islam datang dan setelah Islam menyebar di
Indonesia. Upamanya, pengunaan kain sarung untuk menutup aurat dikala shalat.
Esensi ajaran Islam menegaskan bahwa umat Islam harus menutup aurat ketika
shalat, namun alat dan jenis penutupnya bisa dengan menggunakan apapun,
tergantung adat istiadat yang telah ada dan berkembang. Esensinya, adalah
bagaimana aurat tertutupi.
Gambaran singkat umat Islam yang heterogen antara satu wilayah dengan wilayah lain di Indonesia hakikatnya adalah rahmat, dimana keberagaman harmonis penerapan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari ini hanya batas furu/cabang yang masih memerlukan ijtihad yang melibatkan semua realita kehidupan, bukan hal esensi. Sehingga, ranah berhaji dan berumrahpun di Indonesia tidak lepas dari unsur budaya yang melingkupinya. Artinya budaya itu membumbui bahan yang sudah baku jadi, sehingga terasa lebih lezat dan nikmat. Bukan mengganti atau merubahnya.
Di Indonesia budaya
berhaji dan berumrah, karena melihat dari letak dan jarak geografis Indonesia
dengan Mekah (Ka’bah) memunculkan sebuah budaya unik dalam memahami haji dan
umrah umat Islam Indonesia saat ini. Berhaji/umrah dalam pandangan umat islam
di Indonesia adalah ibadah spesial. Ketika orang sudah berhaji upamanya,
biasanya titel penggunaan dan penyebutan kata haji di depan nama adalah hal
lumrah. Karena tadi, biaya haji besar, jarak yang jauh, memunculkan adat tersebut.
Ada juga dalam ritual acara keberangkatan dan kedatangan selalu diselenggarakan
sangat meriah, membentuk proses budaya, dan tentunya prosesi itu tidak
bertentangan dengan ajaran Islam, semisal adanya tumpengan dan tahlilan dengan
mengundang tetangga-tetangga rumah terlebih dahulu sebelum barangkat, atau
mengundang anak yatim, dan ketika kembali dari tanah suci diwajibkan jamaah
sebelum memasuki rumah menginjakkan kaki berdoa terlebih dahulu di masjid
setempat.
Sehingga, semarak berhaji
dan berumrah di Indonesia yang cukup tinggi tersebut merupakan peluang
potensial membangun bisnis jasa agent travel haji dan umrah. Peluang di satu
sisi mendapatkan keuntungan finansial, sisi lainnya adalah keuntungan ibadah.
Kombinasi antara ibadah dan penerapan ajaran agama; dalam skala luas. Karena,
mencari nafkah untuk keperluan hidup sendiri dan anggota keluarga adalah
ibadah, memfasilitasi jamaah berhaji dan berumrah juga ibadah, walaupun dalam
konteks bisnis. Dengan niat suci tulus, menjalankan bisnis apapun itu lebih-lebih
bisnis biro jasa haji dan umrah akan memancarkan nilai ibadah dihadapan Allah
Swt. Dampaknya, management pengelolaan, sarana dan prasarana, aturan perusahaan
dan terpenting SDM pekerja pastinya memancarkan kualitas. Yang atmosfir
hubungan klien dan pelaksanan perusahaan selalu memberikan kenyamanan, sehingga
loyalitas konsumen merupakan keuntungan tersendiri.
Antara
Jamaah dan Biro Perjalanan Haji dan Umrah
Bagi agent haji dan umrah,
hubungan mutualisme saling memberi manfaat dengan biro-biro perjalanan haji dan
umrah yang berpengalaman lainnya, maupun pihak-pihak yang memiliki keterkaitan
dengan penyelenggara ibadah haji dan umrah, yakni Biro Haji dan Umrah, Departemen Agama pun harus selalu dipelihara. Agar semua informasi dan layanan
perusahaan dapat diperoleh dengan cepat dan memiliki sumber untuk memberikan
pelayan yang patut dipertanggungjawabkan. Selain tentunya, pelayanan yang baik pada jamaah
adalah jaminan yang harus ditekankan.
Di samping itu, jamaah pun
harus pandai memilih dan memilah agent yang hendak digunakan, faktor pengalaman
adalah unsur utama yang harus diperhatikan; meliputi kondisi perusahaan; jam
tebang perusahaan dalam pengelolaan haji dan umrah, dan perlu memperhatikan
sistem perusahaan menyangkut kondisi pemberangkatan di tanah air dan kondisi di
lokasi haji dan umrah. Dalam hal ini, anda
bisa bertanya kepada
sanak famili, teman dan tetangga yang pernah berhaji dan berumrah.
Masing-masing dari mereka akan memiliki rekomendasi dan gambaran tentang agent
yang harus dipilih. Tapi, tetap pilihan ada di hati dan pikiran anda, setelah
melakukan pertimbangan yang matang. Karena, kehati-hatian terutama yang
belum pernah melaksanakan haji dan umrah merupakan upaya selektif memperoleh
jaminan kualitas.
Haji dan Umrah
Kuota jamaah haji memang
berdasarkan kuota yang telah ditetapkan. Ketika anda mendaftar saat ini di
agent-agent yang ada,
kepastian berangkat di tahun mendatang harus bertepuk sebelah tangan, bisa jadi 9 tahun yang akan datang
anda baru bisa berhaji. Artinya, peluang
mendapatkan konsumen haji dengan banyaknya biro perjalanan haji tersebut adalah
tantangan yang menguras energi lebih.
Berbeda dengan umrah, pelaksanaannya memang sama-sama dilakukan di Mekah dan di Madinah, namun rukun haji
dan umrah berbeda. Tapi, kegiatan umrah dapat dikerjakan kapanpun, tidak
terikat oleh waktu, bulan, hari, bahkan tahun. Kapanpun bila anda berminat dan
memiliki uang, anda bisa berumrah dengan mudah dan cepat. Di samping, biaya
yang dikeluarkan pun lebih murah. Potensi umrahlah salah satu bergeraknya
kontinuitas arus sirkulasi keuangan perusahaan, walaupun dari segi keuntungan
haji di atas umrah, namun kalkulasi ini tidak harus menjadi kendala terlalu
terfokus pada keuntungan besar dari haji, setidaknya anda bisa melakukan
promosi gencar-gencaran melibatkan semua elemen atau alat anda berpromosi, akan
meningkatkan konsumen berumrah dengan travel anda.
Kondisi dan Keadaan Yang
Berbeda
Dalam kitab Safinah
an-Nadjah, terutama yang mengupas masalah bab haji dan umrah, kondisi
keluarga harus diperhatikan, jangan mentang-mentang sudah berangkat ke Mekah,
kondisi mental dan keuangan keluarga di rumah diabaikan, oleh sebab itu kondisi
kebutuhan keluarga harus dipenuhi sebaik mungkin.
Faktor kondisi iklim dan
cuaca di Mekah dan di Madinah
harus anda perhatikan juga. Makkah
dengan iklim subtropis-gurunnya, akan berbeda dengan iklim Indonesia yang
tropis. Sehingga, kemungkinan-kemungkin yang kelak terjadi di sana bisa
ditanggulangi. Maka, jauh-jauh hari anda harus mempersiapkannya, bisa anda
bertanya pada agent biro perjalanan tersebut atau mencari informasi dari
siapapun dan apapun, baik itu melalui teman, keluarga, buku, internet dan
lainnya.
Tentunya demi kanyamanan
jamaah, biro-biro perjalanan haji harus tanggap dengan kondisi-kondisi teknis
seperti ini. Informasi
dan pemahaman kondisi iklim dan cuaca di lokasi haji dan umrah wajib dibekali oleh masing-masing biro perjalanan haji dan umrah di
Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar