Rabu, 26 Maret 2014

Keberagaman Cita Rasa Makanan


Jika anda penikmat kuliner makanan dan ingin membangun bisnis ketering, anda akan dibawa ke sebuah keragaman resep masakan yang memilki cita rasa yang menimbulkan kenikmatan tersendiri; kenikmatan yang bisa menimbulkan pengertian akan sebuah paduan tekstur makanan dan resep masakan khas orisinil tiada duanya. Sehingga, dengan bangganya anda akan berkata: “Cita rasa masakan makanan ini, uenaknya poool banget...”

Makanan dan Jati Diri Bangsa
 
Keragaman makanan masyarakat tiap-tipa daerah ini adalah bukti nyata kekayaan bangsa ini selain kaya dengan adat-istiadat, agama, bahasa dan lainnya. Oleh sebab itu, seharusnya kita merasa bangga, bukan malah silau dengan masakan import dari luar. Yang pada hakikatnya produk luar tersebut melakukan penyusupan, dan menyimpan agenda penjajahan dalam versi makanan balutan aktivitas ekonomi. Gilanya! rakyat bangsa ini tak sadar, terhipnotis, lebih mengedepankan prestise bahwa produk makanan luar lebih unggul dibandingkan produk sendiri. Walaupun atas nama ekonomi yang mengedepankan kompetisi individu. Tapi, bila aktivitas kompetitif ekonomi itu lebih memberikan kelonggaran pada pedagang luar, dibanding pedagang sendiri yang terus-menerus akses mereka dikebiri dan ditekan. Tunggu saja dari aktivitas ekonomi sepele ini: makanan. Bangsa ini akan hancur hilang jati dirinya sebagai bangsa yang besar, dan perpecahan tinggal menunggu waktunya saja. Karena rakyatnya sudah hilang jati dirinya akan produk makanannya sendiri. 

Bukan malah membeli dan menyantap masakan buah tangan orang-orang di negeri sendiri, tapi malah gandrung makanan import. 

Lintas Keragaman Bertemu Membentuk Cita Rasa Lain

Interaksi keragaman kuliner makanan bertemu dikala mereka merantau ke daerah lain. Biasanya terpusat di perkotaan-perkotaan besar dengan aktivitas industrinya. Sehingga, tak jarang demi memenuhi kekangenan mereka pada masakan daerahnya masing-masing, segera bagi yang memiilki kemampuan memasak, keinginan itu terealisasi yang penekanan pasarnya demi memenuhi hasrat alamiah bawaan sohib-sohib satu daerah. Tapi, karena aktivitas hidup di kota yang serba cepat dan pergaulan hidup yang beragam, bahkan karena pendapatan berbeda. Hasrat alamiah akan sebuah masakan makanan yang tetanam di daerahnya masing-masing itu harus melebur-nyatu dengan masakan makanan daerah lainnya. Sehingga, penggabungan atau penyatuan cita rasa yang berbeda-beda dari daerah-daerah yang berbeda menciptakan cita rasa masakan makanan unik dan baru. Yang seluruh orang dapat secara universal menyantapnya. Dalam hal ini, biasanya mereka yang berpenghasilan rendah, hasrat cita rasa akan masakan makanan daerah sendiri tidak dihiraukannya lagi, tak perlu harus selalu dihidangkan, yang penting bagaimana makan. Kenyang. Cukup. Namun, berbeda dengan mereka yang secara penghasilan telah mapan dan tercukupi semuanya, hidangan masakan makanan daerahnya sendiri wajib ada, tanpa boleh terlewatkan seharipun. Bila terlewat, bisa menjadi sebab uring-uringan, dan tak berhasrat menyantap makanan. Ada juga yang tak acuh lagi akan cita rasa makanan daerahnya lagi, bukan karena hasratnya telah luntur atau hilang. Hasrat alamiah ini tetap ada mengendap, tapi faktor pergaulan lingkungan perkotaan yang melenyapkan hasrat tersebut. Yang penting bersih kemasan penyajiannya dan memberikan asupan gizi, apapun itu jenis masakannya. Kenyataan inilah ruang interaksi lintas cita rasa makanan bertemu, menyatu dan menciptakan kreasi cita rasa baru, di tempat dan kondisi yang baru masyarakat urban. Selera cita rasa baru ini menyebar dan membentuk pelanggan-pelanggan tertentu. 

Munculnya Jasa Ketering

Karena kehidupan masyarakat urban yang beragam dan tuntutan aktivitas industrialisasi. Budaya instan dan cepat tumbuh membentuk budaya-kota. Waktu adalah uang merupakan dasar yang menjadi pegangan, sehingga keinginan untuk berleha-leha dalam mengejar keuntungan finansial tidak boleh ditunda-tunda. Bisa rugi dan kalah saing dari kompetitor lainnya. Maka, untuk memenuhi asupan makanan masyarakat kota, terutama pekerja di sektor industri jasa ketering selalu menjadi andalan. Hal ini untuk meminilisir waktu dan memperpendek jarak. Efisiensi dan keseragaman pun menjadi alasan ketering wajib dibutuhkan. 

Dengan jumlah pekerja ribuan sangat menyita waktu dan jarak bila mereka membeli makanan di warung, dan pastinya kesemrawutan terlihat jelas. Makanya mereka dikondisikan dalam suatu tempat ruang makan tertentu yang bisa menampung seluruh pekerja. Jadi, keseragaman makan, waktu dan jarak bisa di-manage kondisinya. Kesusahan dan kendala pekerja tidak terbebani lagi cuma gara-gara makan, karena tugas pekerja bekerja untuk perusahaan dan memberikan untung. Soal makan biar perusahaan yang mengaturnya. Ya, cepat, instan dan efisien. Biasanya bentuk keteringnya bisa nasi box atapun parasmana. Sama halnya ketika hajatan apapun bentuknya, agar tidak ribet dan merepotkan sanak familiki, ketering adalah solusi. Hal ini biasanya terjadi di masyarakat perkotaan, lain halnya dengan masyarakat pedesaan yang masih menjunjung tinggi budaya gotong-royong dalam memasak ketika hajatan. 

Soal cita-rasa masakan makanan di pabrik terpenting bergizi dan bersih dalam mengemas sajian makanannya. Tak perlu dari asal daerah mana cita-rasa masakannya. Disinilah bibit-bibit campuran cita rasa masakan makanan menyatu, karena tuntunan menagemen dan karyawan menghendaki keragaman variasi masakan tiap penyajiannya, agar karyawan tidak bosan. Dan di momen hajatan pun tak jauh berbeda, terpenting bersih dan bergizi dengan beragam jenis aneka masakan makanan, menyesuaikan beragamnya tamu yang datang.
 
Faktor inilah bisnis katering sangat diminati masyarakat perkotaan. Kota selalu menghendaki cepat, instan dan efisien. Untuk menjawab fenomena ini, ketering adalah jawabannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar