Kamis, 15 Mei 2014

Arti Pentingnya Sebuah Konsep


Setelah hujan mengguyur daerah Kramat Jati, Jakarta Timur. Pukul 20.00 WIB, di tengah dinginnya malam di sebuah kantor asri yang bergerak dalam bidang EO, kami melakukan percakapan bisnis yang menginspirasi. Bersama sang Direktur perusahaan EO tersebut, saya asyik menyimak ulasan motivasi bisnis yang ia paparkan. Dengan gayanya yang meletup-letup dan sesekali diselingi sendau gurau, perbincangan malam itu serasa  tidak menjemukan. 

Segudang pengalaman dan pergaulannya yang luas di kalangan pebisnis, hal ini merupakan kredit point tersendiri sosoknya adalah magnet yang memberikan daya tarik kuat bagi saya untuk tidak segera beranjak dari tempat duduk. 

Ada satu yang perlu saya kisahkan, dan pastinya ungkapannya memotivasi saya untuk berfikiran luas dan fleksibel dalam menjalani sebuah bisnis. 

***

“Point utama...” Ucapnya.

Karena berkonsentrasi menikmati kepulan teh kesukaannya. Selang beberapa detik ia lanjutkan ucapan yang saya tunggu-tunggu.

Lanjutnya: “Bawasannya dalam setiap aktivitas apapun, termasuk bisnis. Yang membedakan antara satu pebisnis dengan lainnya adalah “ilmu”. Ilmulah puncak manusia bisa mencapai dan meraih cita-cita. Sebagaimana yang ditegaskan dalam ajaran Islam, Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu dengan beberapa derajat...”

Seketika kupotong pembicaraanya dengan sebuah respon posistif, “Yes, tepat...”

“Dengan ilmu, paradigma berfikir dan berbuat akan lain, karena seorang yang berilmu melihat semuanya dari berbagai sisi. Masing-masing sisi itu akan ia faham sudut negatif dan positifnya. Bahkan, setiap kendala dan hambatan apapun akan mudah ia temukan solusi.” Ucapannya ini seketika membuat saya diam, dan sesekali suara berseliweran sepedah motor hilir mudik terdengar jelas memecah pikiran. 

“Ya, ilmu. Bukan hanya ilmu dalam batas teori semata yang miskin praktek nyata?” Ucapku memberi penegasan pertanyaan kepadanya.

“Kombinasi cara memahami sebuah ilmu awalnya berangkat dari teori yang berupa informasi-informasi berupa tata-cara yang telah ditemukan oleh seseorang atau beberapa orang hingga disetujuinya konvensi kesepakatan teori keilmuan, dan dengan melibatkan praktek nyata langsung melalui pengalaman. Sehingga, totalitas keseluruhan mengalami dan merasakan. Disitulah manusia hakikatnya memahami akan yang namanya ilmu.”

***

Pembicaraan empat mata kami ini berhenti sejenak, setelah teman saya datang, seketika saya perkenalkan ia padanya.

Kemudian, pembicaraan kamipun berlanjut. Saya dan teman saya terus saja menyimak ungkapan-ungkapan inspiratifnya: “Ketika modal keilmuan tersebut digunakan dalam menjalankan roda bisnis. Cara pandangnya adalah cara pandang mencipta; membuat suatu bisnis dengan daya kreatif dan inovatif. Tanpa tersekat oleh oleh modal finansial.”

Mendengar ungkapannya ini, saya dan teman saya saling bertatapan pandang, mencoba memahami maksud ucapannya. 

“Ok, pastinya kalian kebingungan, bukan?” Tanyanya.

“Betul...” Jawab kami berdua hampir bersamaan.

“Dengan modal ilmu, tentunya memiliki konsep bisnis. Setiap sodoran konsep bisnis yang terbaik yang seorang pebisnis hasilkan, pastinya akan menarik terutama mereka yang memiliki modal finansial, walaupun hakekat konsep itu sendiri tidak bisa dinilai dengan suatu apapun. Maka, pantas bila konsep yang kreatif, inovatif dan berprospek bagi kelangsungan bisnis adalah lahan yang menjadi rebutan kalangan pemilik modal.”

“Gimana, sobat?” Tanyanya.

“Ada titik terang...” Jawabku penuh senyum puas. 

“Ok, saya lanjutkan...” Ucapnya.

Seperti ini: “Kendala yang sementara ini dihadapi dan dialami mereka yang memiliki finansial berlimpah adalah bagaimana menyalurkan uang yang mereka miliki dalam bentuk bisnis yang prosfek yang konsepnya memiliki muatan progress bagi perputaraan hartanya. Sehingga, mereka sebenarnya rindu pada sosok orang yang memiliki kriteria seperti yang telah saya katakan tadi. Dan seharusnya paradigma money dulu dalam bergerak menjalankan suatu konsep bisnis, segera dirubah dan dibuang jauh-jauh. Mari sama-sama konsep bisnis yang telah kita sepakati dan bicarakan kita jalankan bersama hingga meraih hasil yang kita inginkan. Namun, bukan berarti modal finansial pendukung suatu bisnis kita nafikan, bukan, tapi paradigma yang telah saya sebutkan, harus segera dirubah.”

***

Kami sodorkan kepadanya hasil konsep Event yang telah saya buat bersama temanku itu, dan dengan penuh keyakinan mempresentasikan di depannya.
Thank you for his company in Creafin Productions



Tidak ada komentar:

Posting Komentar