Sementara ini, kita sering
mendengar tetua masyarakat dilingkungan tempat tinggal
menasehati dengan ungkapan: “bergaul dengan orang yang baik, pastinya engkau
akan ikut baik, sebaliknya bergaul dengan orang buruk engkaupun akan ketularan
juga.” Ungkapan ini ada kalanya di masa kita kecil hanya nasehat belaka, tanpa
pernah bisa kita serap dan buktikan dalam praktek kehidupan. Namun, seiring
berjalannya waktu, semakin bertambahnya usia dan pergaulan hidup. Ungkapan
tetua kita memang benar adanya. Sehingga, dalam pergaulan sosial hidup,
pemilahan dan pemilihan pertemanan adalah suatu keharusan. Bukan berarti kita
harus membenci dan menjauhi teman-teman yang berprilaku buruk secara sepihak,
tapi intensitas bergaul dengan mereka harus kita batasi. Istilah mudahnya boleh
bergaul dengan mereka dalam batas kewajaran saja, tidak mengarah pada wilayah
‘sisi dalam’ interaksi pergaulan. Lain halnya, ketika bergaul dengan orang baik,
malah suatu keharusan kita bergaul dengan mereka hingga batas sisi terdalam.
Sehingga, istilah sohabat yang selama ini digembar-gemborkan oleh kalangan yang
merujuk pada pertemanan sejati dalam kesejatinya menuju aturan hak dan
kebaikan akan mempengaruhi cara berfikir dan bertingkah laku kita.
Inilah untung rugi dalam
bergaul. Untung ketika lingkungan teman bergaul kita baik. Rugi ketika teman
bergaul kita buruk. Dan pengaruh pergaulan teman ini sebagaimana saya rasakan
sangat penting sekali, dan tentunya anda yang sedang membaca tulisan sederhana
ini pastinya sefaham dengan saya. Walaupun ada juga yang menolak hal tersebut.
Alasannya, tidak sepenuhnya teman yang buruk berkonotasi buruk, tergantung
bagaimana kita menyikapinya. Ok, namun dalam logika penjabaran saya adalah:
Buruk = Negatif (-)
Baik = Positif (+)
Ketika muatan negatif dan
positif bercampur dalam satu lingkungan pergaulan. Sebaliknya, muatan dan daya
positif tidak sebanding dengan muatan dan daya negatif, pastinya terjadi dua
kemungkinan: terlempar dari komunitasnya karena tidak bisa mengimbangi
kekuatannya, atau terkungkung dalam kerumunan yang mau tak mau harus
pengikutinya. Yang muatan dasar dan daya yang ia bawa dan tanamkan dari pikiran
dan hatinya harus mau menetralkan; dampaknya terombang-ambing, atau melepasnya; bertekuk lutut, kalah dalam
medan yang sangat kuat dan dahsyat?
Maka sangat wajar, orang
yang berfikiran dan berhati baik akan bergumul dengan sesamanya. Begitupun
orang yang berfikiran dan berhati buruk akan bergumul dengan sesamanya juga!
***
Konteks pergaulan ini
pernah disinggung oleh sebagian agamawan di langgar-langgar (mushola) kampung
saya dengan menyetir sabda Nabi Muhammad Saw, bahwa “bergaul dengan tukang
minyak, pastinya akan ketularan wanginya…” artinya, bahasa ini adalah kiasan
bahwa sisi pergaulan hidup, tengantung komunitas orang-orangnya, ketika
manyoritas orang-orangnya baik, walaupun kita jauh dari harapan baik, karena
seluruh komunitas kita memancarkan kebaikan, daya dan pengaruh kebaikan mereka
akan menyebar dan memberikan implisitas pengaruh baik bagi kita sendiri maupun
orang lain.
***
Cerminan di atas tak
ubahnya dalam berbisnis. Ketika
kita ingin menjadi pebisnis yang handal, bukan
yang gagal. Pergaulan
dengan pebisnis yang sudah teruji dan berpengalaman adalah suatu keharusan. Yang dalam prakteknya,
kita bisa saja bergaul menjalin pertemanan yang bila mereka berkenan: sharing
dalam bentuk obrolan tentang serba-serbi bisnis yang mereka geluti. Lalu,
dengarkan dan pelajari setiap kata yang keluar dari mulut mereka. Mintalah masukan dan
pendapat tentang ide-ide brilian bisnis yang kita miliki. Karena kata-kata
mereka bisa mempengaruhi cara berfikir dan bertindak dalam menjalankan suatu
bisnis tertentu.
Atau karena konteks
pergaulan ini melibatkan lingkungan. Maka, cara terampuh adalah masuk dalam
suatu zona bisnis real, tanpa perlu melihat sisi keuntungan dan besarnya
pemasukan finansial pribadi. Tegasnya, menjadi seorang pekerja terlebih dahulu,
sambil kita mempelajari sistem dan aturan main berbisnis.
Namun, bila kita punya
link baik itu dalam bentuk komunitas atau link pertemanan personal, malah hal
itu sangat menguntungkan bagi kita dalam membentuk jiwa sebagai seorang
pebisnis.
***
Intinya, bila ingin
menjadi pebisnis yang handal dan sukses, bergaul dengan komunitas dan
orang-orang yang memiliki visi dan misi sama sangat dianjurkan…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar