Rabu, 07 Mei 2014

Rusdi Kirana: Sang Bos Lion Air


Berbicara maskapai penerbangan di Indonesia, pastinya masyarakat telah mengenal Lion Air. Perusahaan penerbangan komersial dengan logo Singa ini adalah salah satu maskapai penerbangan yang murah dan terjangkau kalangan masyarakat menengah. Eksistensi Lion adalah fenomena tersendiri dalam dunia penerbangan komersil. Di tengah kondisi Indonesia masih kurang stabil di tahun 2000, dua tahun pasca runtuhnya rezim Suharto, Lion Air malah muncul dengan kepercayaan tinggi.   

Segudang prediksi negatif berseliweran menghantui maskapai baru ini. Alasannya, karena selain kurang stabilnya kondisi perekonomian Indonesia dan berbisnis maskapai penerbangan akan sangat berbeda dengan berbisnis biro perjalanan wisata yang selama ini ditekuni sang pendiri Lion Air. Namun, hal itu tidak menggemingkan Lion Air untuk terus melangkah maju menjadi maskapai penerbangan yang diminati masyarakat.

*** 

Rusdi Kirana lahir pada tanggal 17 Agustus 1963, sosok kalem dan bersahaja ini bersama sang kakak, Kusnan Kirana, berduet menukangi Lion Air. Secara background kehidupan keluarga, keduanya telah tertanam jiwa bisnis semenjak kecil dari ke dua orang tuanya yang seorang pedagang. Pengaruh didikan keras orang tuanya menjadikan mereka tahan banting dan pantang menyerah dalam menjalankan suatu bisnis. Pantas bila Lion Air bisa sebesar seperti sekarang ini.

Awal sejarah berdirinya Lion Air dimulai pada tahun 2000 dengan modal satu pesawat zet, setelah mereka sukses selama 13 tahun menjalankan bisnis biro perjalanan wisata yang mereka namai Lion Tours. Pengalaman biro perjalanan dalam bidang wisata ini modal utama mereka mantap membangun Lion Air. 

Dengan motto: “We Make People Fly” rute jadwal penerbangan Lion Air telah merambah seluruh wilayah Indonesia dan juga luar negeri yakni, Singapura, Kuala Lumpur, dan juga Ho Chi Min. Hal ini berkat kerja keras dan keseriusan mereka yang tidak mau cepat puas, dan juga pelayanan kenyamanan dan keamanan kepada penumpang terus mereka tingkatkan, sehingga penumpang puas walaupun harga tiket Lion Air murah dibandingkan maskapai lainnya. 

Lion Air merupakan pelopor awal maskapai di Indonesia yang menggunaan pesawat jenis Boeing 737-900ER dengan kuantitas yang cukup besar. Lalu pada tahun 2011, Lion melakukan pembelian 201 pesawat Boeing yang nilainya mencapai USD 22 miliar (Rp 214 triliun). Setelah pembelian Boeing pada bulan Maret 2013 berlanjut pembelian 234 pesawat Airbus jenis A320 (109 pesawat jenis A320neo, 65 A321neo, dan 60 A320ceo) yang ditandatangi oleh Rusdi Kirana dan CEO Airbus, Fabrice Bregier, di Paris dengan total dana yang dikeluarkan pihak Lion Air sebesar USD 24 miliar (Rp. 233 triliun).

Kesuksesan mereka berdua di dunia maskapai penerbangan komersil Indonesia. Menempatkan Rusdi dan Kusnan Kirana pada tahun 2012 terdaftar sebagai orang terkaya di Indonesia.

Menariknya di tahun pemilu 2014, Rusdi Kirana selaku Direktur Utama Lion Air mengundurkan diri untuk lebih fokus di dunia politik bergabung dengan PKB, dengan jabatan struktur organisasi sebagai wakil ketua umum PKB, di bawah langsung Muhaimin, walaupun sempat santer dijagokan sebagai capres konvensi Patai Demokrat.

Tapi, walaupun Rusdi keluar dari Lion Air tidak sepenuhnya ia meninggalkan dunia bisnis yang telah membesarkan nama dan memperbanyak kekayaannya. Rusdi masih Presiden Direktur Lion Group. Dengan sektor bisnis yang dibawahi Lion Group yaitu: Lion Air, Batik Air, Malindo Air, Wings Air, Thai Lion Air, dan juga Lion Hotel & Plaza serta surat kabar.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar