Kamis, 22 Mei 2014

Fokus Pada Kualitas


Setelah membaca berita Sindo News.Com, Kamis (15/5/2014), yang mengulas pidato CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) dalam dalam acara HUT Full Gospel Business Men Fellowship International (FGBMFI), Garment Group Regional West IV ke-11, bertema Entrepreneur Revolution. Sang CEO mengemukakan bahwa:
 “Penentu sukses adalah focus on quality dengan upaya optimal,  dan efek eksternalnya memancarkan berkat bagi lainnya."  
Kategorisasinya meliputi:
·      Hubungan vertikal dengan Tuhan
·      Quality from inside
·      Proses dan hasil kerja yang berkualitas

Hubungan vertikal
Tanoe menafsirkan bahwa hubungan manusia dengan Tuhan bisa akan terkait satu sama lainnya dengan cara taat kepada firman Tuhan.

Firman Tuhan!?

Firman adalah salah satu sifat Tuhan; mustahil Tuhan tidak berfirman. Dalam ajaran agama-agama samawi firman Tuhan ini Qodim (kekal) dan merupakan sumber legitimasi ekstistensi Tuhan. Firman Tuhan ini adalah source of rule and law bagi yang meyakininya. Pelaksanaan akan keyakinan pada firman-Nya adalah bukti ketaatan dan ketergantungan manusia pada Tuhan yang Maha, yang manusia sepenuhnya sadar akan kelemahan dan keterbatasannya. Implementasi ketaatan pada firman Tuhan menciptakan paradigma esensial bahwa setiap hal sebagaimana ungkap Tanoe:...”pilihan tepat dan benar hakikatnya bukan dari diri kita, tapi dari tuhan.”

Quality from inside
Selanjutnya point ini penegaskan ungkapan Tanoe bahwa menciptakan kualitas harus dimulai dari dalam diri seseorang, dengan terus menerapkan introspeksi diri melalui upaya perbaikan dan peningkatan diri atas kelebihan dan kekurangannya. Karena manusia tidak akan pernah lepas dari salah dan lupa. Inilah Indikasi ketidaksempurnaannya manusia.

Hakikatnya pidato Tanoe tersebut sejalan dengan adagium kalangan ulama Islam, “Al-Insanu Mahalul Khothoi Wa Nisyan...” (manusia adalah tempatnya salah dan lupa). Kesadaran ini adalah bangunan konstruktif untuk lebih membentuk manusia yang sadar akan keberadaanya, dan akan bertindak untuk lebih berhati-hati penuh perhitungan. Namun,  bila kesalahan menghapiri, segera melakukan proses kontemplatif introspeksi kekurangannya dengan upaya perbaikan maksimal.

Batasan kekurangan manusia ini merupakan penyadaran diri, selain sisi kelebihannya. Melihat diri dalam satu sisi kelebihan saja, menyebabkan manusia akan lupa akan kekurangannya. Sehingga, kelebihan yang dimiliki menyadarkan manusia untuk membangunnya, yang asas manfaatnya bisa dinikmati oleh dirinya maupun orang lain.  Bahkan, kelebihan dalam diri manusia harus terus ditingkatkan, minimal dipertahankan, bukan malah dicampakkan.

Proses dan hasil kerja yang berkualitas
Dititik ini kombinasi sinergis menghasilkan kualitas eksternal peran manusia dalam proses yang sedang diperankannya. Bila kita adalah seorang pebisnis, pastinya setiap proses bisnis tidak akan pernah lepas dari ukuran kualitas, karena proses yang berkualitas akan memberikan out put yang berkualitas juga.
Maka, ungkap Tanoe:...”manusia harus membiasakan diri memberikan kualitas dalam setiap apa yang dikerjakannya, agar hikmat Tuhan bekerja dalam diri kita.”

***
Hubungan vertikal dengan Tuhan yang soleh, kualitas diri yang kredibel dan proses dan hasil kerja yang berkualitas adalah ukuran maksimal yang harus kita tanamkan dan lakukan. Agar, proses bisnis dalam perusahaan kita memberikan hasil yang maksimal yang bisa bermanfaat bagi dirinya dan lingkungan sosialnya.

***
Pidato Tanoe yang diulas berita Sindo News.Com ini adalah inspirasi saya untuk melakukan pensarahan, yang inti inspirasinya dari pidato Tanoe, sedangkan saya sendiri tinggal memberikan penafsiran berlandaskan pemikiran dan keyakinan saya pribadi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar