Menyaksikan
pertandingan sepak bola tiga hari lalu antara Barcelona versus Atletiko Madrid
jantung penonton dibuat bedegup kencang, terutama suporter pendukung
masing-masing. Pasalnya, ke dua team sama-sama berpeluang memuncaki klasmen dan
meraih piala liga Spanyol.
Saling
serang mencetak goal dipertontonkan oleh keduanya. Akhirnya, Score draw 1-1,
hasil selama 90 menit menyudahi pertandingan tersebut, yang menyebabkan ke
duanya harus rela berbagi angka. Namun, hasil seri itu adalah angin segar bagi
Atletiko Madrid mantab dipuncak table klasmen dan berhak atas piala liga
Spanyol.
Selain
suguhan pertandingan sepak bola berkelas yang ke dua team pertontonkan,
hakikatnya permainan sepak bola adalah simbol nyata yang bisa menjadi acuan dan
sumber dalam mengelola dan menjalankan roda bisnis.
Meskipun,
persepakbolaan modern dan profesional saat ini, semua hal tidak lepas dari sisi
bisnis. Mulai dari transfer pemain yang bukan main gila harganya, keuntungan
dari hak penyiaran, branding kostum team yang bisa dijual, hingga pemain sepak
bolanya bak selebritis yang sering menjdi icon model iklan.
Namun,
bila dikaji lebih dalam, sepak bola merupakan acuan real bagi kalangan pebisnis
untuk menjalankan perusahaannya, dan saya rasa patut untuk menjadi rujuan yang bisa
diterapkan dalam dunia bisnis.
***
Sepak
bola adalah team, antara satu pemain dengan pemain lainnya saling bekerja sama
menampilkan kekompakan, strategi permainan, dan tujuan utama mencetak goal
sebanyak-banyaknya demi meraih kemenangan, yang dimanage oleh seorang pelatih
yang memiliki peran membentuk dan menciptakan atmosfir teamwork dan format permainan
masing-masing pemain dalam satu ritme tertentu.
Sama
halnya dalam berbisnis, melalui kendaraan perusahaan struktur organisasi bisnis
harus dibentuk dengan tujuan agar ritme dan alur bisnis berjalan sesuai dengan
tujuan yang hendak diraih. Dan tujuan utama dalam berbisnis adalah meraih
untung yang sebesar-besarnya, dan meminimalisir kerugian. Begitupun dalam sepak
bola, bagaimana meraih kemenangan. Karena, untung dalam bisnis dan kemenangan
dalam sepak bola adalah harga mati yang sulit ditawar lagi, semakin banyak
untung perusahaan semakin berjaya, sama halnya semakin team sepak bola banyak meraih
kemenangan prestasi dan kejayaan pun akan diraih.
Bisnis
= keuntungan
Permainan
sepak bola = kemenangan
Keuntungan
= kemenangan
Satu
kesatuan yang memiliki tujuan sama. Tujuan yang saling memberikan keuntungan.
Sepak
bola tanpa ada sebuah kekompakan sebelas pemainnya, mustahil
kemenangan-kemenangan bisa diraih. Dan mengelola perusahaan bisnis pun, sama
mutahilnya bila kru-kru sebagai katalisator penggerak perusahaan tidak kompak
bisa meraih keuntungan.
Patrick
Lencioni dalam bukunya berjudul The Five Dysfunctions Of A
Team, menegaskan akan pentingnya memelihara team work, dan ia pun sadar
membentuk team yang solid memang sulit, tapi bukan berarti rumit. Sepintar
apapun kru perusahaan; semegah apapun fasilitas perusahaan dan sesempurna
apapun konsepnya, tanpa team work kru yang kompak dan solid, jangan harap
bisnis yang dijalankan institusi organisasi perusahaan bisa mencapai target dan
tujuan.
Lanjut
Patrick, bahwa sumber utama kurang solidanya team work terletak pada lima hal,
yaitu ketidak adanya kepercayaan, takut terlibat dalam konflik, tidak adanya
komitmen, menghindari tanggung jawab, dan tidak ada perduli pada hasil adalah
momok yang sering menghinggapi kru.
Apalah
artinya perusahaan dan sepak bola tanpa team, bila masing-masing divisi
struktur kerja perusahaan dan pemain sepakbola tidak kompak, tidak satu alur;
seiya dan sekata. Ego masing-masing lebih ditonjolkan, lebih menganggap saya
lah paling berjasa, saya lah paling berperan. Komitmen ideal terabaikan hingga
mencerabut arah tujuan. Yang terjadi hanya keengganan saling asah dan asuh dan
saling kerja sama mencapai hasil maksimal yang ditargetkan. Target hanya
tinggal target tanpa upaya konkrit melaksanakan tanggung jawab yang dititahkan.
Rasa memiliki dan tanggung jawab akan sebuah hasil yang diraih team perusahaan
dan sepak bola bukan urusan yang harus diurusi. Lebih mengamankan diri demi meraih
satu tujuan personal saja. Arti kekompakan dari sebuah team luntur.
Oleh
sebab itu, kejelian pemimpin perusahaanlah memimpin dan manage mereka, begitupun
kejelian seorang pelatih sepak bolalah yang berperan di sini. Sehingga, sering
kita saksikan liga-liga besar di Eropa, bila team sepak bola sering kalah dan
minim prestasi, jaminan pelatih diganti alias dipecat.
Tentunya
team kru perusahaan atau pemain sepak team adalah orang yang terbaik.
Masing-masing memiliki skill dan kemampuan, sehingga mereka ditempatkan dalam
posisinya sesuai kapasitas dominan yang dikuasai dan dimiliki. Kapasitas
profesional ini harus mereka kerahkan demi meraih tujuan bersama, bukan
individu. Yang satu sama lainnya saling berkaitan.
Barulah
memasuki strategi kreatif dan inovatif managemen perusahaan, agar barang dan
jasanya bisa dinikmati konsumen, bisa menjadi brand dipasaran. Tahu kapan
waktunya bertahan dan menyerang ala strategi sepak bola. Yang aturan strategi
pemasaran: produk barang dan jasa laku, keuntungan masuk ke kas perusahaan.
Keuntungan makin meningkat, kesejahteraan perusahaan dan kru atau pekerja dapat
dinikmati bersama.
Teringat,
ungkapan salah seorang CEO perusahaan berkata: “kalian bekerja bukan untuk
diriku dan perusahaanku, tapi untukmu. Perusahaan ini adalah ikhtiar kalian,
yang besar kecilnya kelak kalian juga yang merasakannya. Karena, aku sama
sekali tidak menganggap kalian adalah pekerjaku, tapi kalian adalah sohabat
terbaik yang aku miliki, sehingga maju dan mundurnya perusahaan menjadi
tanggung jawab bersama…”